Merebah Bukan Berarti Menyerah

Merebah Bukan Berarti Menyerah

 

Merebah bukan berarti menyerah, ada jari yang terus menunjuk ke atas untuk memperingati, bahwa sejatinya mimpi itu tetap berjalan dan aku hanya sedang memikirkan kembali apa yang akan kulakukan berikutnya.

 

Ketika langkahmu terasa berat dan yang ada di pikiranmu hanyalah kasur yang empuk, udara sejuk, serta suara latar hujan yang menenangkan. Matamu mulai melayu seiring ketikan demi ketikan yang kamu tulis di layar laptop atau ponsel.

Ada masanya kamu kuat untuk tidak tergoda tidur. Ada masanya juga kamu merasa, sudah saatnya untuk tidur, sejenak. Lelah itu wajar, inspirasi juga tidak semudah mendapatkan air ketika hujan deras.

Sebagai seorang yang menciptakan suatu karya atau sering disebut pekerja kreatif, dalam hal ini adalah menulis dan kadang menggambar. Inspirasi saja tidak cukup untuk membuat suatu karya. Dibutuhkan motivasi yang kuat dan koordinasi dengan tubuh yang sehat dan searah.

Maksudku, ketika muncul suatu inspirasi, itu tidak ada artinya jika tidak segera dieksekusi. Untuk mengeksekusi suatu inspirasi menjadi ide, dibutuhkan pikiran yang fokus dan prima. Untuk menjadikan ide menjadi sebuah karya, dibutuhkan tubuh, dalam hal ini mungkin tangan untuk menggenggam pena atau mengetik di ponsel atau laptop. Memulai menuliskan apa yang ada di pikiran.

Semua itu sulit jika pikiran dan fisik dalam keadaan lelah, kurang istirahat. Untuk itu, penting sekali istirahat yang cukup dalam proses kreatif kita. Kalau dirasa mata sudah sayu, kepala rasanya berat, bahkan tangan gemetaran, kamu harus segera berhenti sejenak. Istirahatlah satu sampai dua jam, jika memang dirasa kamu harus mengejar suatu target.

Merebah bukan berarti menyerah. Jangan salah dulu, menyerah itu kalau kita sudah memutuskan berhenti dan tidak melanjutkannya lagi. Itu yang dinamakan menyerah. Selama kamu masih melanjutkannya, berarti kamu tetap berjalan. Kamu hanya merebah, bukan menyerah.

Manfaat merebah juga cukup menguntungkan untuk tubuhmu, di antaranya meningkatkan suasana hati, konsentrasi, dan memperbaiki performa kamu dalam beraktivitas. Asal jangan berlebihan karena bisa saja kena obesitas atau kegemukan yang nanti malah menyasar ke penyakit diabetes, mungkin juga penyakit jantung. Bisa repot nanti.

Selain merebah, untuk memperbaiki suasana hati dan mengembalikan semangatmu dalam beraktivitas, bisa juga dengan rutin berolahraga. Bagusnya mungkin bisa pagi sebelum aktivitas atau sore yang katanya kalau tidak salah kinerja tubuh sedang bagus-bagusnya dan bagus juga untuk relaksasi setelah beraktivitas seharian.

Olahraga di sini juga santai aja, enggak perlu dipaksakan harus ini itu. Cukup jalan kaki beberapa menit sampai satu jam itu cukup. Kalau mau selingi dengan lari kecil atau olahraga apa pun yang kamu suka, berenang, futsal, bebas. Selama kamu mampu melakukannya.

Merebah bukan berarti menyerah, selama target dan tujuanmu tidak berubah, masih tercoret lekat dalam hati dan pikiranmu. Selama itu pula kamu akan tersangkut di sana, fokus ke sana. Seberapa banyak pun kamu merebah, rasanya tidak ingin merebah berlama-lama. Kamu akan selalu merasa bergairah, untuk mengincar tempat yang lebih tinggi dari tempatmu. Berevolusi dan terus berevolusi, berkembang menjadi suatu yang luar biasa. Sesuatu yang tidak bisa dibayangkan dari dirimu yang dulu.

Ketika kamu memutuskan untuk tidak menyerah, dirimu yang dulu akan berterima kasih kepada dirimu yang sekarang. Dia mendapatkan kesempatan yang luas dan bisa melihat dunia yang lebih baik dari sudut pandang yang baik. Masa lalu biar menjadi masa lalu, kita harus beranjak menuju masa depan. Sementara tempat kita berpijak, masa sekarang, harus selalu diperjuangkan.

Jadi, merebahlah lalu lanjutkan perjuangan.

Sekian tulisan kali ini, semoga bermanfaat. Terima kasih, sampai juga di tulisan berikutnya.

(Jakarta, 29 Januari 2024)

Komentar