Kutemukan Kau Layaknya Hiburan Malam
Kutemukan Kau Layaknya Hiburan Malam
Dalam
dingin ‘tak terhindarkan
Aku
mengambil mantel dengan lubang besar di dada
Aku
tetap kedinginan di malam penuh salju
Tanpa
hangat peluk darimu.
Sepeser
uang pun ‘tak kutemukan
Perut
berbunyi kencang, lapar ‘tak tertahan
Kuambil
segenggam salju, kukunyah, kutelan
Tidak
peduli karenanya air mata ini membeku.
Malam
ini tidak ada yang bisa menggantikanmu
Jadi,
kumainkan malam sebagaimana aku mempermainkanmu
Kuelus
halus rambut sang malam, memutarnya dengan jemari
Perlahan
orang-orang melihatku, bingung dan terheran-heran.
Malam
ini tidak ada yang bisa menenangkanku
Sebagaimana
dingin ini membuat gigil seluruh tubuh
Sebagaimana
jalanan licin itu membuat mobil-mobil terbalik
Sebagaimana
api-api itu menari dikelilingi telapak tangan yang haus akan kehangatan.
Malam
ini, kau tidak lagi di sini
Kau
pergi, bersama memori yang kurawat sekian tahun lamanya
Kau
buang dan asyik bermain bersamanya
Dalam
kehangatan juga kasih sayang.
Sendirian,
aku sendirian, haus akan kasih sayang
Namun,
seorang pria tidak boleh bercerita, bukan?
Kubuka
mantel dengan lubang di dada, kuajak dia berdansa
Tarian
gigil yang membuatku nyaris mati, orang-orang kembali menatapku heran.
Dalam
gigil yang semakin menggigit dan mantel yang semakin basah kuyup
Kau
datang, berjalan dengan tenang bersamanya, kalian melihatku
Namun,
melenggang pergi ke sebuah tempat makan mewah dan hangat
Aku
tertawa, kurasa hawa dingin masuk ke dalam sela-sela gigiku.
Kau
selayaknya hiburan malam untukku, Sayang
Kau
buatku tertawa, mengenang semua yang pernah kita lakukan
Melihatmu
bahagia bersamanya adalah kebahagiaan yang perih
Namun,
aku suka. Aku tertawa lagi, hawa dingin melesat ke kerongkongan.
Kau
selayaknya hiburan malam untukku, Cinta, yang bukan lagi milikku
Kau
buat aku terpingkal, karena lagi-lagi sepatuku ‘tak kuat menahan dingin
Kulit
di telapak kaki serasa digigit-gigit semut bergigi anjing
Anjing
rabies yang seketika membuatku haus meskipun sudah kutelan salju.
Kulihat
kau tersenyum untuknya, kulihat kau makan dengan lahap
Kugenggam
perutku yang semakin melilit kelaparan
Kutatap
penuh benci pada pria yang merebutmu dariku
Layaknya
singa yang bertatapan langsung dengan mangsanya.
Aku
benci mengatakan ini, tapi aku sungguh masih mencintaimu
Aku
tahu hidup kita banyak kekurangan, tapi pria pun punya harga diri
Tidak
rela aku dikhianati lalu membiarkanmu pergi
Perih,
hidupmu menjadi lebih baik sekarang, tanpa aku di sisi.
Kutemukan
kau layaknya hiburan malam
Saat-saat
kita mencurahkan isi hati di ranjang berhias nyamuk
Terkadang
kecoak berlarian, beterbangan, kita berpelukan, panik, dan bergegas bangun
Mulai
menendang sana-sini, mengambil koran lalu menampol kecoak meski tidak kena.
Kau
hiburan malamku, meskipun kau tidak bisa tidur karena aku asyik mendengkur
Kau
hiburan malamku, meskipun suara tikus di atap menjadi lagu pengantar tidur
Kau
hiburan malamku, meskipun baju yang kuberikan membuat kulitmu gatal ‘tak
menentu
Kau
hiburan malamku, meskipun selimut kita dipenuhi kutu.
Kau
hiburan malamku, tapi tubuhmu ‘tak lagi bersamaku
Kau
hiburan malamku, tapi pelukanmu kini ditujukan pada selainku
Kau
hiburan malamku, kini bajumu indah, wangi, dan bermutu
Kau
hiburan malamku, kini selimutmu tebal tanpa kutu.
Kudoakan
kau bahagia, sudahlah setelah ini jangan selingkuh lagi
Kudoakan
kau bahagia, jika kau selingkuh lagi, mungkin kau bisa kembali merana
Kudoakan
kau bahagia, biarkan aku sendiri di sini, dalam malam dingin gigil
Kini
dia menjadi kekasih baruku, yang siap memeluk tubuh renta ini
Kutemukan
kau layaknya hiburan malam, kulihat kau berlari ke arahku
Sayang,
mata ini tidak sanggup melihat lagi
Sakit
di kepala ini sudah sembuh, tubuh ‘tak lagi gigil, aku mati rasa
Dan
dengan segala hormat, kurasa aku akan meninggalkan dunia bersama kekasih
baruku: salju.
Achmad
Aditya Avery
Jakarta,
17 Februari 2025
Komentar
Posting Komentar