Kenapa Hidup Ini Berat Sekali?

Pria tidak boleh bercerita, pria juga tidak boleh menangis.

Kenapa dunia ini berat sekali? Bahkan untuk bercerita dan menangis saja tidak boleh? Kalian siapa?

Aku seolah hidup dalam dunia yang mana masyarakatnya terlalu banyak gaya, terlalu berpura-pura kuat, dan empatinya sudah dibuang dari kepala.

Berulang kali aku jatuh, berulang kali aku bangkit, seperti yang kalian inginkan, aku tidak menangis, hanya sedikit mengamuk.

Blog ini adalah saksi perjalanan menulisku, tapi detik ini terpaksa aku mengulangnya dari awal. Ya, enggak dari 0 juga sih, hanya perjalanan dari tahun 2011 seperti tidak ada jejaknya. Hanya aku sisakan beberapa artikel sebagai kenangan.

Untuk kesekian kalinya, di tengah kabut kepala dan badai pikiran, aku mulai beranjak kembali. Percaya pada mimpi, percaya pada jalan yang kupilih, aku berdoa Allah selalu memberkahi jalan ini. Melindungiku dari segala yang buruk dan menjadikan perjalanan menulis berikutnya adalah perjalanan yang menyenangkan. Semoga.

Aku berterima kasih kepada teman-teman yang sudah menemaniku dalam perjalanan ini, tanpa mereka, aku cukup kesepian tentunya.

Teman-teman game juga, wah kalian cukup luar biasa. Memang bermain game di sela-sela kegiatan menulis yang bikin stres cukup membantu mencairkan isi kepala, meregangkan otot-otot yang tegang. Ya, walaupun kadang kalian enggak ngotak juga sih.

Istriku, wah lagi-lagi aku merepotkanmu. Menyuruhmu untuk percaya pada pemimpi yang buruk dalam melangkah. Seperti bayi yang baru belajar jalan, padahal aku sudah cukup lama menulis. Proses, proses, dan proses, aku harap kamu tidak muak mendengarnya. Doakan aku selalu, semoga ke depan nasib kita menjadi lebih baik.

Kenapa hidup ini berat sekali?

Aku tidak mau menyerah tentu saja, tapi kenapa berat sekali? Seolah tidak ada jalan lain yang bisa kutempuh, seolah aku salah jalan, dan seolah seolah lainnya yang tidak kalah menyebalkan.

Semenjak bekerja, jujur saja aku sering menyalahkan diri sendiri, menganggap kesulitan yang dialami perusahaan tempatku bekerja adalah karena keberadaanku. Tentu saja aku merasa stres Apa aku tidak bisa membawa dampak baik pada perusahaan tempatku bekerja?

Aku selalu merasa, mereka akan lebih baik jika tanpaku. Ah, mungkin inilah kenapa aku lebih suka kerja sendiri. Namun, tanpa bekal yang cukup, berjuang sendiri adalah sebuah kebodohan.

Aku ingin belajar, aku ingin belajar. Sebagaimana tulisan pertama setelah sekian lama, tentu bukan yang paling pertama di blog ini. Langkahku harus berlanjut, jika aku merenung terlalu lama, waktu itu tetap berjalan, bukan?

Aku akan mati ditebas waktu. Aku akan dikalahkan jika tidak segera memutuskan langkah berikutnya. Aku akan merasa tidak berguna jika tidak berjuang lebih keras.

Aku pria dan aku ingin bercerita, tidak perlu mengaturku. Penulis macam apa yang tidak bercerita?

Aku pria dan aku ingin menangis, tidak perlu memerintahku. Jika tulisanku semakin baik, kuyakin kau pun bisa kubuat menangis hanya dalam beberapa kalimat, kuharap sih begitu.

Tenang saja, untuk apa pula aku membuat kalian menangis jika bahagia lebih menyenangkan?

Jadi, bagaimana denganmu?

Maukah kamu menjadi saksi perjalananku sekali lagi?

Semoga kali ini adalah perjalanan yang luar biasa, konsisten, dan penuh dengan kenangan. Semoga perjalanan kali ini adalah perjalanan panjang yang tidak mengenal usia. Semoga perjalanan kali ini menghasilkan tulisan-tulisan yang bermanfaat lagi luar biasa.

Aku akan bersama kalian, mengarungi imajinasi yang tidak ternilai harganya. Jadi, kencangkan sabuk pengaman kalian, perjalanan dimulai dari sekarang!

 

Achmad Aditya Avery

Tangerang, 14 Februari 2025

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aktivitas Literasi untuk Perkembangan Anak bersama TBM Capung Kertas

Berkarya Lebih Lama Bukan Berarti Tidak Pernah Membuat Kesalahan

Kibor Berusia Sepuluh Tahun