Story
of Me
Chapter 1 – Masa Kecil
Chapter 1 – Masa Kecil
“Tidak
kenal maka tidak sayang.” Ada yang pernah bilang kaya gitu, ya bukan berharap
disayang juga sih. Hahaha! Punya blog udah dari sekitar 3 tahun yang lalu, tapi
sepertinya pemilik blog bahkan belum memberikan identitas yang jelas mengenai dirinya.
Ya, sepertinya hal nya sebuah tugas akhir ataupun skripsi pasti memiliki
penulis atau penyusun seengganya kalau ada yang salah dari tulisannya bisa
protes langsung ke penulisnya. Ya kan? Ya walaupun ga penting-penting amat sih
ane ceritain sekaligus mengenalkan siapa sih yang ada di balik tulisan-tulisan
di blog ini, baik itu puisi atau bahkan beberapa cerpen serta tulisan lain yang
diposting di blog ini. Ane mengira apa yang ditulis seseorang bisa
menggambarkan kepribadian orang tersebut. Ya, mungkin soal itu ane berikan ke
teman-teman saja, kalian yang melihat, kalian juga yang menilainya.
Baik,
untuk mempersingkat waktu ga ada salahnya ane memulai tulisan ini dengan
mengucap “Bismillah”. Pertama, dari ane lahir yaitu hari Senin, 11 Oktober
1993, waktunya pas deket subuh. Yeah, udah tua banget. Hahaha! Katanya saat
lahir, leher ane tiba-tiba memanjang saat ditarik keluar. Wah, kaya Luffy si
manusia karet. Ane terlahir di orang tua yang luar biasa. Eh, bukan sombong
loh. Kenapa ane bilang mereka luar biasa? Sudah seharusnya seorang anak
membanggakan kedua orang tuanya kan? Mereka adalah orang tua yang hebat, Mama yang
mengandung ane kurang lebih 9 bulan, menjaga, merawat, bahkan tetap sabar
menghadapi ane sampe sekarang. Papa yang sudah memutuskan untuk berhenti
merokok setelah ane lahir, yang sebelumnya Papa adalah perokok yang ”hebat”, dan
dia juga setengah mati berusaha bekerja untuk menghidupi keluarga.
Achmad
Aditya Avery, nama itu diberikan Papa dengan filosofi yang dibuatnya. Dia
mengartikannya air mengalir dengan harapan ane bisa melalui kehidupan ini
seperti air mengalir, mungkin tenang tapi tetap dinamis mengikuti arus
kehidupan. Ada satu kata yaitu Avery yang diberikan oleh Papa di belakang nama
itu. Ane pernah bertanya tentang arti dari kata Avery. Jawaban yang mengagetkan
dan kocak menurut ane. Papa mengira bahwa nama Avery itu adalah nama dari Arab.
Namun, pada suatu hari ane membaca sebuah buku yang berjudul “Buku Pintar”,
buku itu memberitahu kita tentang semuanya, biodata masing-masing negara,
sejarah, mata uang, dan lain sebagainya. Pada halaman menjelang akhir buku
tersebut terdapat bab yang membahas tentang nama-nama orang dari seluruh dunia.
Iseng bin penasaran ane coba cek nama ane di sana, Achmad sama Aditya tidak ada
di daftar tersebut, tapi betapa terkejutnya saat melihat nama Avery di sana.
Lebih terkejut lagi melihat artinya, yang bahkan ane pikir dan ya mungkin
kalian juga mikir ini tahayul yang paling ngaco. Hahaha! Avery dalam buku
tersebut berarti penguasa bidadari. Haaah? Iya ngaco ngaco ngaco!!! Orang
sering galau begini masa dibilang penguasa bidadari? Curhat deh.
Ane
memiliki sifat Sanguinis-Plegmatis, terima kasih untuk teman-teman SKI-IT atas
tes kepribadian yang dilakukan. Ini benar-benar sangat membantu. Oke, sedikit
penjelasan dari mbah google, kepribadian sanguinis-plegmatis cenderung
berprilaku santai dan suka bersenang-senang, mempunyai perpaduan sifat antara
sanguinis dan phlegmatis. Ciri yang paling khas dari karakter ini adalah
sifatnya yang baik dan pandai dalam berhubungan sehingga banyak memperoleh
teman. Namun, karakter ini kurang mempunyai tujuan dan juga cenderung malas.
Ya, ya, ya.. Ane hanya bisa mengakuinya, memang kurang lebih benar adanya.
Hahaha. Golongan darah ane adalah O, yg kata mbah google juga orang dengan
golongan darah O adalah orang yang terbuka, enerjik dan sosial. Mereka yang
paling fleksibel dibandingkan dengan semua golongan darah. Mereka mudah memulai
proyek tetapi sering mengalami kesulitan berikutnya karena mereka mudah
menyerah. Mereka bertingkah dan tidak terlalu dapat diandalkan. Golongan darah
O selalu mengatakan apa yang ada di pikiran mereka. Mereka menghargai pendapat
orang lain dan suka menjadi pusat perhatian. Juga, orang dengan darah O sangat
percaya diri.
Masih
di masa kecil ane, ane adalah anak pertama di keluarga yang indah ini. Mama dan
Papa sangat sangat mengabadikan setiap moment dari anaknya ini. Bahkan ketika
masih di kandungan, foto rahim Mama diabadikan. Ya, sudah seharusnya cinta
mereka tidak akan hilang dalam kehidupan ane sekarang hingga ke depannya.
Selanjutnya, jika tidak salah saat ane masih berumur setahun, ane lupa
pastinya. Pada saat itu, ane pernah terkena panas tinggi, yang mengakibatkan
ane harus menginap di rumah sakit dalam keadaan koma selama lebih dari seminggu
atau mungkin sebulan, yang pasti keadaan Mama dan Papa saat itu adalah pasrah.
Mereka bahkan mengira akan kehilangan anak pertamanya, ya mereka hampir
kehilangan harapan, mungkin itu adalah kondisi paling berat bagi mereka. Namun
alhamdulillah atas izin Allah ane bisa kembali merasakan hidup di dunia. Saat
yang paling mengharukan ketika ane mendengar pengalaman Mama dan Papa saat
membawa ane ke rumah sakit waktu bayi, tidak ada yang membantu mereka, berbalut
hujan, berselimut dingin.
Beranjak
menuju masa kanak-kanak, ane adalah anak normal seperti anak yang lainnya.
Bermain, makan, nangis, pernah ngompol, dan lain sebagainya. Ane dibesarkan di
keluarga yang cukup, kedua orang tua ane mendirikan keluarganya dari nol, mulai
dari menumpang di rumah nenek sampai membeli rumah sendiri hingga sekarang.
Mereka hebat! Waktu SD kelas dua pernah jatoh dari sepeda dan kepalanya kena
trotoal, waktu itu pagi-pagi sekitar jam 7, ga tau ada angin apa pengen naik
sepeda, baru jalan berapa meter malah jatoh. Awalnya jidatnya benjol dan itu
sambil jalan pulang ke rumah, eh tiba-tiba benjolannya ilang malah keluar
darah, alias bocor. Itu muka sama tangan udah kaya di film horor, tapi ane ga
tau kenapa tetep kalem, ga nangis sedikitpun, padahal orang di rumah sampai
tetangga depan pada panik, dikasihlah minyak tawon yang sampai sekarang ane
selalu ingat sama aromanya, minyak tawon itu untuk sementara sambil nunggu Papa
yang harus pulang ke rumah buat bawa ane ke rumah sakit Siloam, nah di sinilah
pas dijait lima jaitan baru nangis ga karuan. Iya, akhirnya oleh-olehnya adalah
bekas jaitan yang sampai saat ini masih ada dan karena peristiwa itu juga
selama tiga bulan berturut-turut ane izin ga masuk sekolah, begitu masuk
langsung ujian.
Selanjutnya,
waktu kelas 3 SD adalah waktu pertama kalinya ane masuk ke 10 besar di kelas,
well ane pada awalnya masuk kelas siang, dan di kelas siang itu dapatnya guru
yang lumayan killer tapi baik, hahaha gimana tuh? Sebut saja Pak W, beliau
selalu memberikan tes dengan peraturan yang menyiksa, setiap satu soal yang
salah hukumannya satu kali pukulan di tangan dengan penggaris. Kalau soalnya
ada 100 dan salah semua, wah bisa memar tangan, tapi untungnya maksimal soal
yang dikasih sekitar 10-20 soal, dan kenapa ane sebut itu guru yang baik,
karena dengan metode itu ane terbiasa jujur mengakui berapa soal yang salah
artinya tidak membenarkan yang salah karena yang mengoreksi adalah teman sebangku
sendiri, ya walaupun bisa saja saling kerja sama membetulkan jawaban yang salah
kan? Tapi itulah saat kejujuran dilatih, dan karena sering diadakan tes, ane
terbiasa menjawab soal dan pada kelas 3 ini bisa dibilang prestasi tertinggi
ane saat menduduki tingkat sekolah dasar.
Setelah
ane pindah ke kelas pagi, dari kelas 3B ke kelas 3C ane semakin terbiasa
mengerjakan tugas dan latihan yang biasa muncul di kelas 3B tentu dengan metode
hebatnya Pak W. Di kelas yang baru, ane ternyata jadi anak yang cukup cengeng,
bukan cukup malah, sangat cengeng. Ane pernah sekali lupa bawa buku PR, karena
waktu itu buku PR atau latihan dengan buku catatan dipisah, dan karena buku itu ane nangis di kelas.
Hahaha okesip. Sampai guru pun bilang, “Udah dit, gak apa-apa kok.” Sampai
seisi kelas heboh. Aduh, masalahnya ga cuma sekali, sering banget nangis di
kelas semenjak ada di 3C. Padahal ga dibully ga diapa-apain. Duh, duh, duh..
Lanjut
ke kelas berikutnya, skip sampe kelas 6 ya. Alhamdulillah di kelas 4 sama 5,
masih lancar walaupun hambatan sedikit di kelas 5. Nah, di kelas 6, hambatan di
kelas 5 semakin parah, yep matematika! Tidak seperti di kelas 3 dan 4 ane masih
bisa kompromi dengan makhuk bernama matematika. Ya, hidup berputar, ada kalanya
bangkit ada juga kalanya kita berada di pelosok nasib. Mengenang dan mengenang,
saat kelas 6 ane ga bisa pembagian, dan karena itu ane disuruh sama guru
matematika ane sebut saja Bu A, menyuruh ane dan teman-teman yg senasib ke
kelas 5, untuk mengerjakan soal pembagian di depan adik-adik kelas 5. Wah wah
wah, pengalaman yang luaaar biasa memalukan.
Oke,
mungkin sedikit berbagi kisah, tentu setiap manusia yang normal memiliki
kenangan cinta bukan? Ya, cinta pertama. Hoho, pembahasan ini memang paling
melelahkan untuk dibahas, tapi ya sanguinis yang doyan bercerita ini akan
menceritakannya walaupun tidak ada yang mendengar. (Lah iyalah, orang ditulis
mana bisa didengar). Ane punya teman masa kecil (teman-teman komplek) yang “kadang”
yah sering sih, ane dan mereka saling ribut, entahlah mungkin karena kita
anak-anak, di sana ada seorang anak yang sebut saja si L, dialah yang
mendominasi anak-anak lainnya, dia mencari sesuatu untuk dimainkan, dia yang
mengajak petualangan, dia juga yang paling sering ngajak ribut. Ya, ngajak
ribut, karena ulahnya yang suka sembarangan dan sok ngatur, ane sangat sering
bermasalah dengannya, alhasil dia juga sering mengompori anak-anak yang lain
untuk mengeroyok ane. Namun, masa kecil tetaplah masa kecil yang indah,
meskipun kami sering bertengkar, namun sering juga berbaikan. Saat teknologi
informasi belum mendominasi kehidupan anak-anak, kami adalah generasi yang
beruntung, ane rasa. Kenapa? Saat itu untuk menjadi bahagia tidak terlalu
mahal, banyak tanah kosong, rumah kosong, selokan air, hingga sawah semua sudah
pernah kami rasakan. Mulai dari tangan hampir patah karena jatuh dari sepeda
saat menelusuri halaman rumah orang beramai-ramai, manjat hingga lantai 2 rumah
tempat kami mengaji dan menyapa guru ngaji kami tanpa sedikitpun ada rasa
bersalah bahkan dengan bangga tertawa seakan-akan telat memanja gunung yang
tertinggi, dikejar-kejar anjing sampai keliling komplek, menirukan gaya
menendang dari film Captain Tsubasa saat bermain bola, menangkap ikan cere,
sepat, bahkan ikan gabus untuk kemudian dibakar rame-rame, dan masih banyak
lagi.
Eh,
sepertinya ane lupa menceritakan cinta pertamanya! Oke, bersama mereka ane
berteman dengan seorang perempuan dari komplek seberang, sebut saja si S,
itulah pertama kalinya cinta monyet merasuki hati kecil ini. Hahaha, apaan dah!
Ane yang polos bin koplak saat itu, ya dengan mudahnya memberitahu bahwa ane
suka sama si S, entahlah karena apa sukanya, udah lama juga. Haha! Kepolosan
ane ditambah kekonyolan mereka, membuat suasana sore hari pada beberapa hari
menjadi begitu menegangkan. Saat kami bermain sore hari, ane selalu saja
menjadi bahan kekonnyolan mereka, mereka dengan gilanya mengatakan kepada si S
bahwa ane menyukainya. Wah wah, ane ada di depan mereka saat itu, benar-benar
teman yang mencubit dari depan. Alhasil, jantung ane berubah seperti ketika
dikejar anjing. Si S yang tergolong cewek yang susah ditaklukan dan sedikit
jutek, hanya bisa bilang “apa sih?” tapi tetap kembali bermain seperti sedia
kala, hingga pada suatu hari kegilaan teman-teman ane semakin memuncak. Sore
itu, ane disuruh memetik bunga yang ada di lapangan, dan ane dengan ditemani
mereka di belakang ane, mendatangi rumah si S dan mulai menyatakan cinta! Tentu
saja si S semakin kesal, yang keluar rumah saat itu hanya mbaknya, yang
nyengir-nyengir di depan pintu dan menyuruh kami masuk menemuinya. Namun
tiba-tiba teriakan dari dalam rumah membatalkan niat kami, “Mbak, apa-apaan
sih? Ga mau ah!” Selepas kejadian itu dia menjauh dan tidak setiap kami
bertemu, dia semakin jutek ga karuan. Hahaha, miris tapi menyenangkan!
“Yosh,
sekian untuk chapter ini, takutnya mules karena kebanyakan tulisan, ntar malah
males baca. Chapter 1 aja kayanya udah males ya liatnya. Haha, tapi nanti insya
Allah mungkin ane akan lanjutkan di chapter berikutnya. Terima kasih telah
repot-repot membaca!” :D