Sabtu, 03 Januari 2015

Story of Me Chapter 1 – Masa Kecil



Story of Me
Chapter 1 – Masa Kecil

“Tidak kenal maka tidak sayang.” Ada yang pernah bilang kaya gitu, ya bukan berharap disayang juga sih. Hahaha! Punya blog udah dari sekitar 3 tahun yang lalu, tapi sepertinya pemilik blog bahkan belum memberikan identitas yang jelas mengenai dirinya. Ya, sepertinya hal nya sebuah tugas akhir ataupun skripsi pasti memiliki penulis atau penyusun seengganya kalau ada yang salah dari tulisannya bisa protes langsung ke penulisnya. Ya kan? Ya walaupun ga penting-penting amat sih ane ceritain sekaligus mengenalkan siapa sih yang ada di balik tulisan-tulisan di blog ini, baik itu puisi atau bahkan beberapa cerpen serta tulisan lain yang diposting di blog ini. Ane mengira apa yang ditulis seseorang bisa menggambarkan kepribadian orang tersebut. Ya, mungkin soal itu ane berikan ke teman-teman saja, kalian yang melihat, kalian juga yang menilainya.
Baik, untuk mempersingkat waktu ga ada salahnya ane memulai tulisan ini dengan mengucap “Bismillah”. Pertama, dari ane lahir yaitu hari Senin, 11 Oktober 1993, waktunya pas deket subuh. Yeah, udah tua banget. Hahaha! Katanya saat lahir, leher ane tiba-tiba memanjang saat ditarik keluar. Wah, kaya Luffy si manusia karet. Ane terlahir di orang tua yang luar biasa. Eh, bukan sombong loh. Kenapa ane bilang mereka luar biasa? Sudah seharusnya seorang anak membanggakan kedua orang tuanya kan? Mereka adalah orang tua yang hebat, Mama yang mengandung ane kurang lebih 9 bulan, menjaga, merawat, bahkan tetap sabar menghadapi ane sampe sekarang. Papa yang sudah memutuskan untuk berhenti merokok setelah ane lahir, yang sebelumnya Papa adalah perokok yang ”hebat”, dan dia juga setengah mati berusaha bekerja untuk menghidupi keluarga.
Achmad Aditya Avery, nama itu diberikan Papa dengan filosofi yang dibuatnya. Dia mengartikannya air mengalir dengan harapan ane bisa melalui kehidupan ini seperti air mengalir, mungkin tenang tapi tetap dinamis mengikuti arus kehidupan. Ada satu kata yaitu Avery yang diberikan oleh Papa di belakang nama itu. Ane pernah bertanya tentang arti dari kata Avery. Jawaban yang mengagetkan dan kocak menurut ane. Papa mengira bahwa nama Avery itu adalah nama dari Arab. Namun, pada suatu hari ane membaca sebuah buku yang berjudul “Buku Pintar”, buku itu memberitahu kita tentang semuanya, biodata masing-masing negara, sejarah, mata uang, dan lain sebagainya. Pada halaman menjelang akhir buku tersebut terdapat bab yang membahas tentang nama-nama orang dari seluruh dunia. Iseng bin penasaran ane coba cek nama ane di sana, Achmad sama Aditya tidak ada di daftar tersebut, tapi betapa terkejutnya saat melihat nama Avery di sana. Lebih terkejut lagi melihat artinya, yang bahkan ane pikir dan ya mungkin kalian juga mikir ini tahayul yang paling ngaco. Hahaha! Avery dalam buku tersebut berarti penguasa bidadari. Haaah? Iya ngaco ngaco ngaco!!! Orang sering galau begini masa dibilang penguasa bidadari? Curhat deh.
Ane memiliki sifat Sanguinis-Plegmatis, terima kasih untuk teman-teman SKI-IT atas tes kepribadian yang dilakukan. Ini benar-benar sangat membantu. Oke, sedikit penjelasan dari mbah google, kepribadian sanguinis-plegmatis cenderung berprilaku santai dan suka bersenang-senang, mempunyai perpaduan sifat antara sanguinis dan phlegmatis. Ciri yang paling khas dari karakter ini adalah sifatnya yang baik dan pandai dalam berhubungan sehingga banyak memperoleh teman. Namun, karakter ini kurang mempunyai tujuan dan juga cenderung malas. Ya, ya, ya.. Ane hanya bisa mengakuinya, memang kurang lebih benar adanya. Hahaha. Golongan darah ane adalah O, yg kata mbah google juga orang dengan golongan darah O adalah orang yang terbuka, enerjik dan sosial. Mereka yang paling fleksibel dibandingkan dengan semua golongan darah. Mereka mudah memulai proyek tetapi sering mengalami kesulitan berikutnya karena mereka mudah menyerah. Mereka bertingkah dan tidak terlalu dapat diandalkan. Golongan darah O selalu mengatakan apa yang ada di pikiran mereka. Mereka menghargai pendapat orang lain dan suka menjadi pusat perhatian. Juga, orang dengan darah O sangat percaya diri.
Masih di masa kecil ane, ane adalah anak pertama di keluarga yang indah ini. Mama dan Papa sangat sangat mengabadikan setiap moment dari anaknya ini. Bahkan ketika masih di kandungan, foto rahim Mama diabadikan. Ya, sudah seharusnya cinta mereka tidak akan hilang dalam kehidupan ane sekarang hingga ke depannya. Selanjutnya, jika tidak salah saat ane masih berumur setahun, ane lupa pastinya. Pada saat itu, ane pernah terkena panas tinggi, yang mengakibatkan ane harus menginap di rumah sakit dalam keadaan koma selama lebih dari seminggu atau mungkin sebulan, yang pasti keadaan Mama dan Papa saat itu adalah pasrah. Mereka bahkan mengira akan kehilangan anak pertamanya, ya mereka hampir kehilangan harapan, mungkin itu adalah kondisi paling berat bagi mereka. Namun alhamdulillah atas izin Allah ane bisa kembali merasakan hidup di dunia. Saat yang paling mengharukan ketika ane mendengar pengalaman Mama dan Papa saat membawa ane ke rumah sakit waktu bayi, tidak ada yang membantu mereka, berbalut hujan, berselimut dingin.
Beranjak menuju masa kanak-kanak, ane adalah anak normal seperti anak yang lainnya. Bermain, makan, nangis, pernah ngompol, dan lain sebagainya. Ane dibesarkan di keluarga yang cukup, kedua orang tua ane mendirikan keluarganya dari nol, mulai dari menumpang di rumah nenek sampai membeli rumah sendiri hingga sekarang. Mereka hebat! Waktu SD kelas dua pernah jatoh dari sepeda dan kepalanya kena trotoal, waktu itu pagi-pagi sekitar jam 7, ga tau ada angin apa pengen naik sepeda, baru jalan berapa meter malah jatoh. Awalnya jidatnya benjol dan itu sambil jalan pulang ke rumah, eh tiba-tiba benjolannya ilang malah keluar darah, alias bocor. Itu muka sama tangan udah kaya di film horor, tapi ane ga tau kenapa tetep kalem, ga nangis sedikitpun, padahal orang di rumah sampai tetangga depan pada panik, dikasihlah minyak tawon yang sampai sekarang ane selalu ingat sama aromanya, minyak tawon itu untuk sementara sambil nunggu Papa yang harus pulang ke rumah buat bawa ane ke rumah sakit Siloam, nah di sinilah pas dijait lima jaitan baru nangis ga karuan. Iya, akhirnya oleh-olehnya adalah bekas jaitan yang sampai saat ini masih ada dan karena peristiwa itu juga selama tiga bulan berturut-turut ane izin ga masuk sekolah, begitu masuk langsung ujian.
Selanjutnya, waktu kelas 3 SD adalah waktu pertama kalinya ane masuk ke 10 besar di kelas, well ane pada awalnya masuk kelas siang, dan di kelas siang itu dapatnya guru yang lumayan killer tapi baik, hahaha gimana tuh? Sebut saja Pak W, beliau selalu memberikan tes dengan peraturan yang menyiksa, setiap satu soal yang salah hukumannya satu kali pukulan di tangan dengan penggaris. Kalau soalnya ada 100 dan salah semua, wah bisa memar tangan, tapi untungnya maksimal soal yang dikasih sekitar 10-20 soal, dan kenapa ane sebut itu guru yang baik, karena dengan metode itu ane terbiasa jujur mengakui berapa soal yang salah artinya tidak membenarkan yang salah karena yang mengoreksi adalah teman sebangku sendiri, ya walaupun bisa saja saling kerja sama membetulkan jawaban yang salah kan? Tapi itulah saat kejujuran dilatih, dan karena sering diadakan tes, ane terbiasa menjawab soal dan pada kelas 3 ini bisa dibilang prestasi tertinggi ane saat menduduki tingkat sekolah dasar.
Setelah ane pindah ke kelas pagi, dari kelas 3B ke kelas 3C ane semakin terbiasa mengerjakan tugas dan latihan yang biasa muncul di kelas 3B tentu dengan metode hebatnya Pak W. Di kelas yang baru, ane ternyata jadi anak yang cukup cengeng, bukan cukup malah, sangat cengeng. Ane pernah sekali lupa bawa buku PR, karena waktu itu buku PR atau latihan dengan buku catatan dipisah,  dan karena buku itu ane nangis di kelas. Hahaha okesip. Sampai guru pun bilang, “Udah dit, gak apa-apa kok.” Sampai seisi kelas heboh. Aduh, masalahnya ga cuma sekali, sering banget nangis di kelas semenjak ada di 3C. Padahal ga dibully ga diapa-apain. Duh, duh, duh..
Lanjut ke kelas berikutnya, skip sampe kelas 6 ya. Alhamdulillah di kelas 4 sama 5, masih lancar walaupun hambatan sedikit di kelas 5. Nah, di kelas 6, hambatan di kelas 5 semakin parah, yep matematika! Tidak seperti di kelas 3 dan 4 ane masih bisa kompromi dengan makhuk bernama matematika. Ya, hidup berputar, ada kalanya bangkit ada juga kalanya kita berada di pelosok nasib. Mengenang dan mengenang, saat kelas 6 ane ga bisa pembagian, dan karena itu ane disuruh sama guru matematika ane sebut saja Bu A, menyuruh ane dan teman-teman yg senasib ke kelas 5, untuk mengerjakan soal pembagian di depan adik-adik kelas 5. Wah wah wah, pengalaman yang luaaar biasa memalukan.
Oke, mungkin sedikit berbagi kisah, tentu setiap manusia yang normal memiliki kenangan cinta bukan? Ya, cinta pertama. Hoho, pembahasan ini memang paling melelahkan untuk dibahas, tapi ya sanguinis yang doyan bercerita ini akan menceritakannya walaupun tidak ada yang mendengar. (Lah iyalah, orang ditulis mana bisa didengar). Ane punya teman masa kecil (teman-teman komplek) yang “kadang” yah sering sih, ane dan mereka saling ribut, entahlah mungkin karena kita anak-anak, di sana ada seorang anak yang sebut saja si L, dialah yang mendominasi anak-anak lainnya, dia mencari sesuatu untuk dimainkan, dia yang mengajak petualangan, dia juga yang paling sering ngajak ribut. Ya, ngajak ribut, karena ulahnya yang suka sembarangan dan sok ngatur, ane sangat sering bermasalah dengannya, alhasil dia juga sering mengompori anak-anak yang lain untuk mengeroyok ane. Namun, masa kecil tetaplah masa kecil yang indah, meskipun kami sering bertengkar, namun sering juga berbaikan. Saat teknologi informasi belum mendominasi kehidupan anak-anak, kami adalah generasi yang beruntung, ane rasa. Kenapa? Saat itu untuk menjadi bahagia tidak terlalu mahal, banyak tanah kosong, rumah kosong, selokan air, hingga sawah semua sudah pernah kami rasakan. Mulai dari tangan hampir patah karena jatuh dari sepeda saat menelusuri halaman rumah orang beramai-ramai, manjat hingga lantai 2 rumah tempat kami mengaji dan menyapa guru ngaji kami tanpa sedikitpun ada rasa bersalah bahkan dengan bangga tertawa seakan-akan telat memanja gunung yang tertinggi, dikejar-kejar anjing sampai keliling komplek, menirukan gaya menendang dari film Captain Tsubasa saat bermain bola, menangkap ikan cere, sepat, bahkan ikan gabus untuk kemudian dibakar rame-rame, dan masih banyak lagi.
Eh, sepertinya ane lupa menceritakan cinta pertamanya! Oke, bersama mereka ane berteman dengan seorang perempuan dari komplek seberang, sebut saja si S, itulah pertama kalinya cinta monyet merasuki hati kecil ini. Hahaha, apaan dah! Ane yang polos bin koplak saat itu, ya dengan mudahnya memberitahu bahwa ane suka sama si S, entahlah karena apa sukanya, udah lama juga. Haha! Kepolosan ane ditambah kekonyolan mereka, membuat suasana sore hari pada beberapa hari menjadi begitu menegangkan. Saat kami bermain sore hari, ane selalu saja menjadi bahan kekonnyolan mereka, mereka dengan gilanya mengatakan kepada si S bahwa ane menyukainya. Wah wah, ane ada di depan mereka saat itu, benar-benar teman yang mencubit dari depan. Alhasil, jantung ane berubah seperti ketika dikejar anjing. Si S yang tergolong cewek yang susah ditaklukan dan sedikit jutek, hanya bisa bilang “apa sih?” tapi tetap kembali bermain seperti sedia kala, hingga pada suatu hari kegilaan teman-teman ane semakin memuncak. Sore itu, ane disuruh memetik bunga yang ada di lapangan, dan ane dengan ditemani mereka di belakang ane, mendatangi rumah si S dan mulai menyatakan cinta! Tentu saja si S semakin kesal, yang keluar rumah saat itu hanya mbaknya, yang nyengir-nyengir di depan pintu dan menyuruh kami masuk menemuinya. Namun tiba-tiba teriakan dari dalam rumah membatalkan niat kami, “Mbak, apa-apaan sih? Ga mau ah!” Selepas kejadian itu dia menjauh dan tidak setiap kami bertemu, dia semakin jutek ga karuan. Hahaha, miris tapi menyenangkan!

“Yosh, sekian untuk chapter ini, takutnya mules karena kebanyakan tulisan, ntar malah males baca. Chapter 1 aja kayanya udah males ya liatnya. Haha, tapi nanti insya Allah mungkin ane akan lanjutkan di chapter berikutnya. Terima kasih telah repot-repot membaca!” :D