Assalamu'alaikum, teman-teman, selamat pagi.
Semoga kita selalu bersyukur atas pemberian Allah, di antaranya pagi yang mendung mesra ini. Hujan mengguyur sebagian wilayah bumi, dengan lembut, menemani dinginnya malam. Mereka bersanding, irama rintik pengantar ridur.
Bicara tentang hujan, pernah kutuang dalam puisi.
Hilangnya
Hujan
Kutanya
dan kutanya kemana irama rintikmu,
tak
lagi menghiasi telingaku,
air
mata yang indah ini memelukmu,
menyempurnakan
sejuknya dirimu.
Berdiri
dan berdiri menunggumu lagi,
teriknya
matahari tak kunjung berganti,
kutanya
sang waktu tuk memanggilmu kemari,
di
tempat gersang ini.
Impian
yang bermekaran,
ketika
dahulu kau bertebaran,
di
sawah yang menjulang nyaman,
di
saat bunga-bunga memanggilmu teman.
Kau
hadir untuk menghidupi mereka,
si
hijau, yang hampir hancur terhina,
terik
yang menjadi replika neraka,
mematikan
si hijau yang perkasa.
Kau
anugerah, tetapi kenapa banyak yang memakimu,
hanya
untuk mendapatkan malam cerah di malam minggu,
si
remaja egois yang tidak tahu arti keberadaanmu,
hanya
menggerutu seakan masa depannya menjadi kelabu.
Kau
penyejuk, kau sumber kehidupan,
bahkan
doa-doa dikabulkan,
kembalilah
ke tanah yang kau tinggalkan,
cukuplah
manusia belajar betapa bermanfaatnya engkau, hujan.
Pernah kita mengutuk hujan untuk pergi. Sontak kita berpikir mengapa kita bisa melakukan yang demikian?
Pernah kita mengeluh, "Ah, apa-apaan ini hujan, ga bisa pergi dah gue!"
Apa salah hujan?
Mengapa kita begitu egois untuk memberi kesempatan pada ciptaan Allah, untuk turun menari bersama dedaunan hijau, dan memeluk mesra tanah yang merindukan kedatangannya?
Adakah kita akan mendapat kemalangan apabila hujan mengacau acara di hari-hari kita? Atau malam minggu para remaja labil di pinggiran jalan?
Tidakkah kita mencoba untuk berprasangka baik pada kehendak Allah? Hujan, bisa saja diturunkan untuk membatalkan rencana manusia, yang mungkin saja akan berdampak buruk bagi diri jika kita mengikuti acara tersebut. Bisa saja kan?
Apalagi yang bermesraan di malam minggu, di pinggir jalan, dengan pasangan yang tidak halal, itu adalah cara Allah melindungi kalian para generasi muda. Melindungi malam yang indah dari perilaku busuk dan rayuan semu yang kalian lontarkan. Melindungi sepinya jalan, dari cumbuan dua remaja yang tidak tahu malu. Melindungi tenangnya malam dari para remaja yang tidak bisa mendengar hancurnya suara knalpot dari motor mereka, yang digunakan untuk balapan di waktu istirahat manusia lainnya.
Apalagi yang bermesraan di malam minggu, di pinggir jalan, dengan pasangan yang tidak halal, itu adalah cara Allah melindungi kalian para generasi muda. Melindungi malam yang indah dari perilaku busuk dan rayuan semu yang kalian lontarkan. Melindungi sepinya jalan, dari cumbuan dua remaja yang tidak tahu malu. Melindungi tenangnya malam dari para remaja yang tidak bisa mendengar hancurnya suara knalpot dari motor mereka, yang digunakan untuk balapan di waktu istirahat manusia lainnya.
Mengapa kita tidak berdoa ketika hujan datang?
Allahumma shoyyiban nafi'an...
Kita lanjutkan dengan doa yang kita inginkan, dengan begitu kita pun akan ikut merindukan hujan.
Allahumma shoyyiban nafi'an...
Kita lanjutkan dengan doa yang kita inginkan, dengan begitu kita pun akan ikut merindukan hujan.