Oleh : Sahabat Sibookie
Tujuh titik delapan
Terbayang sudah pasukan putih putih berbaris di lapangan
Terlampau sebuah kenangan
Enam titik nol, tidak ada yang terbangun pula
Alarm manja tak kunjung ada
Pasukan malam yang kemarin telat bermimpi
Mungkinkah masih sanggup berdiri
Putih tulang melekat di badan
Melingkar balutan merah di balik kerah
Berjalan tegap hentakkan kaki
Memecahkan keheningan
Teringat belasan tahun silam
Benar, tak bisa tidur semalaman
Mendekap pakaian putih dalam pejaman
Berjalan beriringan kibarkan pusaka
Kupikir mengibarkan pusaka di malam buta
Ah, bangun tidur pun perlu perjuangan
Ditambah sarapan pun sembari berbicara
Asal dengan pujaan jiwa pun tidak apa
Pujaan jiwa telah pergi di pagi buta
Berdiri di siram terik surya bersama yang lainnya
Menyanyikan lagu sang pusaka yang dipuja
Bangga akan kewarganegaraannya
Terkadang ingin berada di posisi mereka
Telah lama tak menyaksikan penaikkan pusaka dengan mata dan raga
Kini, hanya melihat dari layar datar
Ikut bangga kepada generasi muda
Hayolah, tegak saja walau sekadar kata
Tak ada kata tua untuk ikut berbangga
Umur itu cuma angka
Jangan mau kalah dengan yang muda
Baiklah aku pun menghibur diri saja
Siang pun tiba
Gusar tak mereda
Akankah pertanyaan semesta
Soal niat hambaNya untuk negara
Langit-langit menggenggam terik
Sorak teriak peri bumi bercecer
Lapangan membentang terinjakkan kaki perbedaan
Agama dan suku,
Bersatu.
Mayoritas menjadi satu dengan minoritas dalam rasa,
Solidaritas
Dua belas nol,
Pusara pusat ramai kini sepi
Berjarak waktu.
Hari ini bukan tujuh puluh dua tahun yang lalu,
Tidak ada pedang dan cerulit tercecer
Tinggal sisa semangat yang bertarung masa
Tinggal kita yang menjaga semesta
Empat belas titik dua dua delapan
Perang berubah haluan menjulang pulau media
Dibumbui ramainya tank pemikiran
Pun meriam kecemasan
Kita berada di tengah kebarbaran
Di mana bukan hanya sampah bahan pembakaran
Indonesia, 17 Agustus 2017
Link: https://www.facebook.com/671549549697359/photos/a.671596986359282.1073741825.671549549697359/694064434112537/?type=3&theater
----------------------------------------------------------------------------
Dalam menyambut Dirgahayu Kemerdekaan Indonesia ke-72, Sahabat Sibookie melakukan puisi berantai selama duabelas jam, dimulai dari jam enam pagi hingga enam sore.
Follow :
IG : @sahabatsibookie