Bertahan dalam SkenarioNya
Kupetik setiap hikmah di balik patah hati yang dulu berapa kali kusinggahi. Terjebak di setiap langkah yang akhirnya membuatku menetap cukup lama pada kisah yang salah. Kisah di mana waktu dan perasaan yang kutanam itu justru membusuk, tak mekar. Masa lalu memang indah lagi menyakitkan.
Kupetik setiap hikmah di balik patah hati yang dulu berapa kali kusinggahi. Terjebak di setiap langkah yang akhirnya membuatku menetap cukup lama pada kisah yang salah. Kisah di mana waktu dan perasaan yang kutanam itu justru membusuk, tak mekar. Masa lalu memang indah lagi menyakitkan.
Pernah
kumengalaminya, tak kuasa kutahan sebuah penantian, membuatku
mengungkapkan perasaan pada seorang yang kusuka, dia menerimanya, dan lahirlah
hubungan paling lama kala itu. Namun, sadar berbalut sesal, kisah yang salah
akan mengikis lenyap atas kehendakNya.
Kini,
sebuah kota yang bernama masa lalu itu runtuh, bersama robeknya lembaran-lembaran
buku harian yang kini enggan kulihat. Namun, kota yang telah hancur sekali pun,
tetap saja memiliki peninggalan yang berharga. Itulah kenangan, yang akan
berubah menjadi pisau jika terlalu dalam dipikirkan, tapi akan menjadi lampu
pijar ketika menjadikannya pelajaran.
Kini,
kuakui seorang yang baru telah menjajah gua hati yang dipenuhi kelelawar yang
haus akan ketenangan. Kelelawar yang menghisap habis setiap ketenangan dari
setiap rasa percaya bahwa kelak seseorang akan datang atas skenario
terbaikNya. Kini kelelawar-kelelawar ganas itu pergi ketika cahaya matahari
menembus gelapnya gua. Seorang yang amat indah nan baik, dia menghancurkan
dinding gua dan merobek kegelapan yang ada di dalamnya. Seakan dia berteriak di
luar sana, “Aku akan memancingmu keluar dari sana, temani aku menari dalam
hangatnya cahaya matahari ini!”
Aku
akan mendaki, memanjat, menggapai cahaya di atas sana. Memantaskan diri dengan
cara yang baik, memperkuat diri, belajar dan terus belajar, hingga sampai
ketika aku keluar dari gua ini, setidaknya aku bisa melindunginya,
merangkulnya, menemaninya menari bersama hangatnya mentari, menggenggam erat
tangannya, bersama dalam ridaNya, yang dibungkus indah dalam sebuah ikatan yang
dinamakan pernikahan.
Ya
Allah, jika memang dia yang Kau pilihkan untukku, untuk melengkapi skenario
indahMu. Berikan padanya kekuatan dalam menggeggam kesabaran atas penantian.
Lindungi dia selalu, karena saat ini aku tidak memiliki daya untuk melihatnya,
apalagi melindunginya. Jaga dia selalu dengan syariatMu, dengan jilbab yang
dia kenakan. Lindungi dia, dari pandangan serta perilaku yang Kau haramkan.
Demikian doa yang sama, untukku.
Ya
Allah, aku ingin menjemputnya dengan cara yang indah. Mengarungi ganasnya
samudra yang kuyakin tidaklah mudah, untuk itulah tanpa petunjukMu, tanpa kehendakMu,
tanpa perlindunganMu, mustahil aku mampu menjalaninya. Akhir kata, surat untuk
seseorang di sana kuterbangkan bersama usaha dan doa. Kuharapkan kisah yang
indah menanti di atas sana, setelah penantian yang tidak mudah.
-
Dityavery