Selasa, 08 Agustus 2017

Diary Aku dari Aku - Selasa, 8 Agustus 2017

KELUAR KAU!

Hoi, hoi! Aku dari tadi mendengarnya, santai saja. Ada apa?
Stop!
Kemarin kan kamu baru saja mendengar kalau menulis bisa menghilangkan sekelebat stresmu itu. Aku dengar kamu mau menangis, kamu tahu mengatakan itu hanya akan membuat yang lain menganggapmu lemah.

Tapi, tidak apa-apa sih, memang lemah. Terima saja.
Maksudku, ya sudah. Itu kelemahanmu, kelemahan kita, mau diapakan?
Cengeng! Yay! Seharusnya kita bangga.

Apanya yang patut dibanggakan?

Klasik sih jawabannya, tapi kalau kita sudah menemukan kelemahan, aku pikir itu selangkah lebih maju. Kita menerimanya, tapi tidak pasrah begitu saja. Kalau cengeng ya sudah, cengeng. Makanya sekarang di hari Selasa ini kamu bicara lagi denganku di tempat ini, lewat tulisan. Kamu butuh bentuk fisik kan setelah seminggu menahan sepi dan kesendirian. Tidak usah mengelak. Santai saja.

Lihat tangan kita bergetar dan kamu tidak bisa mengatakan apa-apa. Ada perasaan bersalah yang tidak bisa dijelaskan tentang peristiwa di hari Sabtu, bukan? Oke, aku tidak bisa mengatakan itu tidak apa-apa, aku pun tidak bisa menebak apa yang tersembunyi di balik keceriaannya.

Sudah, ini sudah keputusan kita bukan?
Aku tahu jasad dan hati kita ini masih jauh dari kata sempurna, boro-boro alim, susah, tapi setidaknya langkah yang kita lakukan adalah untuk melindunginya. Kita tidak tahu ke depannya, hati dan pikiran kita itu penuh noda, dan kita pun belum bisa memastikan apa-apa, mau berapa lama? Tidak jelas kan? Kita sama-sama sepakat tidak ingin membuatnya ternoda, walaupun rasanya ingin menampar diri jika sampai setetes air matanya jatuh. Sudahlah tidak perlu bergetar lagi!

Iya... iya... aku paham, kita bahas beralih ke masalah berikutnya. Tentang keputusan, impian, dan masa depan kita yang kocak ini.

Novel kita bagaimana?

Aku sudah pernah bilang waktu menyelesaikan kumpulan puisi, kita sudah memanjat sedikit. Bertahanlah, aku tahu pedih mendengar semuanya, pedih. Menangislah, dalam hati. Seandainya bisa menyewa studio, kedap suara, ruang terkunci dari dalam, tanpa CCTV, dan murah, kita pasti sudah ke sana, menangis sepuasnya, guling-gulingan. Kenyang!

Aku mengkhawatirkan kesehatan badan kita yang sudah mulai aneh ini. Kamu merasakannya kan?
Kocak sekali, cepat sekali kita lelah, pandangan buyar, berasa tidak tidur seminggu. Kepala kita itu kenapa? Badan kita itu kenapa pula? Kendalikan pikiranmu, jangan ditampung sendirian. Sini, lepaskan semuanya, tumpahin!

Aku memang tidak berwujud, tidak empuk bak guling. Jika bisa kita saling berpelukan pasti akan lebih mudah bukan? Kita pernah menangis bersama, dan itu melegakan. Sungguh! Beban seperti menguap lenyap dari tubuh ini.

Sepertinya detak jantung kita sudah agak rileks, dibanding tadi, dibanding kemarin. Kamu itu, kalau enggak kuat senyum, ya sudah jangan dipaksa. Izin saja kalau enggak mau dilihat, ke toilet kek, ke mana kek.

Baiklah, masih ada lagi kah yang mau dibuang?

Baiklah, jika sudah, jangan sungkan untuk kembali berinteraksi lewat media ini.
Selamat istirahat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar