Perjalanan Menuju Pulih
Perjalanan Menuju Pulih
Perjalanan menuju pulih itu bukan perjalanan selama
sehari dua hari, bulanan, atau tahunan, perjalanan itu abadi. Setiap hari.
Untuk kalian yang sedang berjuang dengan hidup kalian,
kesehatan fisik kalian, dan yang terpenting juga kesehatan mental kalian.
Selamat! Kalian sudah sampai di sini. Kalian hebat.
Bukan hal yang mudah untuk memilih pulih. Beberapa
orang terpaksa gugur. Beberapa orang masih berjuang dengan sakit, tangis, dan
semua hal melelahkan lainnya.
Ketika kalian memilih pulih dan menempuh jalan panjang
ini, itu juga bukan perkara yang mudah. Aku paham, naik turun itu biasa dalam
perjalanan ini. Kegagalan, kemenangan, itu akan sering terjadi. Ketika gagal,
tetaplah bangkit. Bersedihlah sebentar, istirahat, lalu lanjutkan perjalanan
pulih kalian. Ketika menang pun, jangan menganggap kemenangan itu abadi, tetap
waspada, tetap konsisten, bisa saja kamu akan kembali ke bawah. Tetap
persiapkan diri untuk kemungkinan yang ada.
Aku pun sedang melakukan perjalanan menuju pulih.
Perjalanan pertamaku dimulai dari tahun 2019, ketika aku tahu apa yang terjadi
padaku. Meminta pertolongan profesional dan mengikuti pengobatan hingga detik
ini. Memang sempat berhenti di tahun 2020, tapi aku kembali melanjutkannya di
tahun yang sama, karena memang tidak bisa berhenti saat itu bahkan hingga saat
ini.
Soal keterpurukan yang menjadi bagian dari perjalanan
menuju pulih pun cukup sering kuhadapi. Berulang kali, hingga yang cukup
melelahkan. Namun, pada akhirnya, seperti yang pernah aku bilang, ketika kamu
memutuskan untuk tetap hidup, kesempatan itu tetap ada. Jadi, aku tetap
melanjutkan hidupku, meskipun ya hasrat ingin menyudahi cukup sering terjadi.
Mungkin banyak faktor yang menarikku dari keadaan
terpuruk, mulai dari konsisten berobat, dokter yang baik, orang tua yang
pengertian, istri yang hebat, senior kampus yang memberi cukup banyak bantuan,
teman-teman yang menenangkan, serta kalian yang mengapresiasi karya-karya
sederhanaku, pada kesempatan ini aku ingin berterima kasih pada semuanya.
Kamu juga ya, berterima kasihlah kepada mereka yang
sudah menyempatkan waktunya untukmu, memberikan perhatian kepadamu, sekecil apa
pun itu. Mereka yang bahkan menjadi alasan untuk kamu melanjutkan hidup dengan
penuh semangat. Tentu saja, pertama-tama kamu harus berterima kasih kepada
Tuhan, karena Dialah yang memberimu kekuatan untuk bertahan. Dialah yang masih
memberikanmu waktu untuk hidup.
Ketika kamu memutuskan untuk hidup. Mungkin saja, kamu
masih memiliki tugas di bumi ini. Bisa saja, salah satunya, menyelamatkan
teman-teman kamu yang membutuhkan pertolongan, yang masih terjebak di
kegelapan. Kamu diberi tugas untuk menarik mereka, memeluknya, serta membantu
mereka untuk bertahan hidup seperti dirimu.
Perjalanan menuju pulih, bukanlah perjalanan biasa.
Perjalanan yang kadang berat, kadang ringan. Kadang suram, kadang menyenangkan.
Kadang membosankan, kadang mengharukan. Tentu saja, setiap perjalanan pasti
begitu, kadang semangat, kadang mengantuk. Wajar. Bedanya, perjalanan ini bisa
saja abadi, sampai kamu meninggalkan dunia ini. Perjalanan ini, jika kamu
lakukan dengan sepenuh hati, akan membuat kamu menemukan versi terbaik dari
dirimu.
Kelak kamu akan melihat dirimu tertawa lepas, meskipun
masih dalam perjalanan pulih. Tertawa merupakan tanda bahwa beban yang
sebelumnya menginjak, mulai menyingkir, karena kamu mencoba bangun dari
tidurmu. Bangun dari rasa tidak berdaya.
Akhir kata, tetaplah semangat dalam perjalananmu
menuju pulih. Pulih bukanlah akhir, melainkan sesuatu yang harus dirawat,
dipertahankan, serta diperjuangkan. Jika kamu sedang berjuang untuk pulih,
katakan yang kencang, “Aku mampu konsisten dalam perjalanan ini!”
Semoga bermanfaat.
(Jakarta, 12 Januari 2024)
Komentar
Posting Komentar