Bahagia adalah Ungkapan Cinta

Bahagia adalah Ungkapan Cinta


Tersenyumlah, karena senyum itu ibadah.

Berbahagialah, karena bahagia itu ungkapan cinta.

 

Kamu pernah merasa kebahagiaanmu direnggut paksa oleh seseorang?

Entah bagaimana caranya, seperti ditolak, dikhianati, atau merasa tidak menghasilkan apa-apa meskipun sudah berusaha semaksimal mungkin, atau apa pun itu. Kebahagiaan seolah bulu kucing atau bulu burung yang mudah saja diempaskan angin entah ke mana. Hilang dan entah kapan kembali lagi.

Seperti halnya bulu burung atau bulu kucing yang gugur, sebenarnya mereka masih memilikinya dengan jumlah yang banyak. Ya, kebahagiaan bisa saja tetap ada di sana atau bahkan terus melakukan regenerasi. Selalu muncul meskipun ya dalam waktu yang sama juga ada beberapa yang hilang. Jarang sekali kita melihat kucing atau burung tanpa bulu, botak, kecuali mungkin sakit, dicabuti, atau dicukur.

Tersenyum, sulit sekali rasanya dilakukan ketika kita tidak bahagia. Ya, tenang saja, tersenyum setiap saat juga tidak baik. Maksudku, kamu kenapa? Kamu pasti sedang tidak baik-baik saja tandanya. Namun, kadang dengan tersenyum, kita bisa memancing kebahagiaan itu sendiri, meskipun sulit dilakukan.

Tersenyum, aku salut pada mereka yang selalu tersenyum di setiap keadaan. Maksudku, bukan setiap waktu, tapi setiap kita bertemu dengannya. Raut wajahnya selalu menyiratkan senyuman yang damai serta menenangkan, padahal kita tahu, mereka sedang tidak baik-baik saja. Mungkin mereka pada tahap ini sudah menerapkan sampai ke akarnya, kalau senyum itu ibadah. Mereka sampai pada tahap, “Aku tersenyum untuk mendapat kebaikan dariNya.”

Kembali lagi pada kebahagiaan, kalau dikumpulkan berapa juta kebahagiaan yang hilang? Namun, jangan lupakan berapa miliar kebahagiaan yang kita terima. Jangan membayangkan uang, karena kebahagiaan tidak hanya berkaitan dengan uang.

Ambil contoh, ketika kamu terjebak dalam hubungan yang kurang menguntungkan atau cenderung menyiksa. Memang cinta butuh pengorbanan dan kamu bisa saja mengorbankan kebahagiaanmu untuk orang yang disayang. Namun, itu kalau dia juga memberikan hal yang kurang lebih sama. Entah perhatian atau kesetiaan.

Ketika kamu terjebak di mana pasanganmu selalu menuntutmu ini dan itu, tapi di satu sisi dia tidak memberikan apa yang kamu harapkan. Misalnya saja dia menduakanmu atau menyakitimu entah secara fisik atau perasaan. Berarti pengorbananmu terbuang. Cinta yang seharusnya bisa kamu berikan kepada dirimu sendiri, harus ditampar habis oleh dirinya, tidak berbekas. Sia-sia. Tidak ada balasan cinta yang serupa darinya. Ini bukan tentang keikhlasan untuk mencintai seseorang, ini tentang kebahagiaan yang direnggut.

Bahagia adalah ungkapan cinta. Entah kamu memberikannya kepada orang lain atau untuk dirimu sendiri. Kebahagiaan seseorang yang tidak memilihmu, adalah bentuk cintamu kepadanya, juga bentuk cintanya kepada dirimu sendiri. Dia mungkin menginginkan kamu mendapatkan yang terbaik selain dirinya, orang yang lebih mencintaimu daripada dirinya.

Bahagia adalah ungkapan cinta. Ketika kamu berhasil bahagia, maka kamu berhasil mencintai dirimu sendiri. Pulih dari patah hati, memaafkan seseorang yang menyakiti, dan sebagainya. Itu semata-mata adalah untuk meregenerasi kebahagiaan pada dirimu sendiri. Kebahagiaan yang kembali tumbuh itu, membuatmu memiliki bulu-bulu yang indah. Lebih indah dari sebelumnya. Hal itu yang membuatmu lebih mencintai dirimu.

Tersenyumlah, berbahagialah.

Kata-kata itu mungkin terdengar sulit dan kadang terdengar memuakkan seiring beranjak dewasa juga seiring semakin banyaknya mengenal masalah hidup. Namun, tetaplah mencobanya. Kadang ketika aku sedang kesal, melihat seorang yang tersenyum, seketika kekesalan langsung mereda. Ditambah keramahan, rasanya perasaan bahagia muncul begitu saja. Lalu aku pun mengangguk dan ikut tersenyum. Ya, senyum itu menular dan menghilangkan kebencian.

Sekian tulisan kali ini, semoga bermanfaat. Terima kasih, sampai jumpa di tulisan berikutnya.

(Jakarta, 13 Januari 2024)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aktivitas Literasi untuk Perkembangan Anak bersama TBM Capung Kertas

Berkarya Lebih Lama Bukan Berarti Tidak Pernah Membuat Kesalahan

Wahai Penulis Kafe