Layu

Layu

 

Aku layu, bukan kemayu

Aku pria garang, bukan lucu

Aku menantang, bukan membelai

Aku pria tulen, bukan alay

 

Aku layu, bukan berarti mati

Aku layu, bukan berarti menghilang dari muka bumi

Aku hanya sakit, bukan mati

Aku hanya meradang, bukan meratapi

 

Aku layu, tapi tetap kutulis puisi

Untukmu, yang selalu menantikan karyaku

Makan ini, puisiku, yang lezat kubuat

Untukmu, yang selalu menunggu

 

Aku layu, daun-daunku menghitam

Tanpa nyawa, tapi tidak juga mati

Aku layu, batang kokoh itu tidak ada lagi

Cuaca telah mengoyakku berkali-kali

 

Aku layu, maka dari itu mari kita bertemu

Mungkin ini yang terakhir kalinya kau melihatku

Sebelum aku mulai menyatu dengan tanah, mati

Ayo bertemu, ayo bertemu, kita minum kopi bersama

 

Aku layu, tapi jangan kasihani aku

Aku jagoan di antara jagoan yang kau tahu

Aku pahlawan terhebat, khayalanku berulah

Jangan menghindar, jangan menghindar, kita minum teh bersama

(Jakarta, 5 April 2024)

#achmadadityaavery


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aktivitas Literasi untuk Perkembangan Anak bersama TBM Capung Kertas

Berkarya Lebih Lama Bukan Berarti Tidak Pernah Membuat Kesalahan

Wahai Penulis Kafe