Penulis Kebanyakan Mengeluh
Penulis Kebanyakan Mengeluh
Itulah aku, penulis kebanyakan
mengeluh
Kutekankan menulis karena cinta
Nyatanya masih membutuhkan uang
darinya
Untuk membeli kopi apa adanya
Ampun, pembaca. Jangan membenci
Aku mengeluh, pekerja kantoran pun
mengeluh
Pengusaha pun mengeluh
Bahkan pengangguran pun mengeluh
Mengeluh itu manusiawi,
Kuberi pernak-pernik perkataan
kotor dalam puisi
Kucing, sapi, monyet, dinosaurus, ikan
pari
Sampai mereka tidak sudi menyebut
ini puisi
Apalah itu diksi? Apa dia bisa
menurunkan uang dari langit?
Di bumi ini, mata uang yang
digunakan adalah banyaknya pembaca
Ah, tentu, tulisan yang sepi,
tidaklah mungkin membuatmu hidup
Namun hebatnya, mereka masih terus
menulis
Itulah penulis, mereka tahu jalan
ini akan membuatnya miskin
Namun, mereka tetap percaya suatu
saat akan menjadi sebagian kecil yang berhasil
Itulah pemimpi, mereka bajingan
yang tidak peduli
Pada rasa sakit juga harga diri.
(Jakarta, 10 April 2024)
#achmadadityaavery
Komentar
Posting Komentar