Mabuk untuk Pulih

Mabuk untuk Pulih


Kau beri luka, satu yang terdalam juga terparah

Aku memang sering mendapatkan luka, tapi kau terlalu dalam menusuk

Kau terlalu lebar menebas, terlalu juga kau koyak dengan tanganmu

Aku hampir mati dibuatnya, setidaknya itu yang kubayangkan

 

Tidak bisa kubilang, mudah saja waktu mengobati luka

Sebelum waktu berhasil menutupi luka, aku lebih dulu gila dibuatnya

Jangan sebut aku lelaki kuat dan tegar, jangan sok tahu tentang diriku

Setiap luka itu berarti, setiap luka punya cara untuk menyembuhkannya

Tidak melulu soal waktu, tapi keberadaanmu pun bisa mengganggu pulihku

 

Aku tidak bilang ingin melenyapkanmu, telalu sadis untukku

Biar saja aku berendam air hangat, merasakan perih demi perih kulitku

Aku akan pergi jauh darimu, sampai mata ‘tak lagi menemukanmu

Kubuka kulkas, kuambil jus anggur

Dan bersantai saja di sofa, layaknya orang mabuk

Itulah bagaimana aku melupakanmu dan menemukan pulihku.

(Jakarta, 6 April 2024)

#achmadadityaavery

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aktivitas Literasi untuk Perkembangan Anak bersama TBM Capung Kertas

Berkarya Lebih Lama Bukan Berarti Tidak Pernah Membuat Kesalahan

Wahai Penulis Kafe