Delusi Pukul Sebelas Malam

Delusi Pukul Sebelas Malam


Cinta pertama itu hadir kembali pada pukul sebelas malam

Dalam pikiranku, drama itu masih terekam dan melaju

Layaknya mesin, dia tetap berputar, walaupun kadang asap mengepul

Jangan tanya aku, dari mana datangnya dia yang kuharapkan dulu

 

Penyesalan-penyesalan itu hadir kembali pada pukul sebelas malam

Bahkan puisi ini tidak sanggup menampungnya

Aku tidak sanggup menyebutkan, mereka terus berdatangan

Tanpa menyapa juga mengucapkan salam

 

Wanita-wanita itu bermunculan pada pukul sebelas malam

Bantal yang tadinya nyaman menjadi basah berkeringat

Aku dikepung bayangan masa lalu yang penuh semangat

Aku dikepung bayangan masa lalu yang penuh perasaan sulit

 

Mau cinta ke berapa, semuanya berkumpul pada pukul sebelas malam

Sesaat ketika aku ingin tidur di peraduan

Mereka mengalir deras seperti lava

Mereka panas, dapat membunuh waktu tidurmu.

(Jakarta, 6 April 2024)

#achmadadityaavery

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aktivitas Literasi untuk Perkembangan Anak bersama TBM Capung Kertas

Berkarya Lebih Lama Bukan Berarti Tidak Pernah Membuat Kesalahan

Wahai Penulis Kafe