[PUISI]
Kulkas Pinggir Jalan
Kau tahu rasanya
melihat itu
Seorang bocah
pengangkut karung besar duduk menunggu
Entah apa isi karung
tersebut, botol, sampah, mungkin bekas dirimu
Kau yang membawa buku
kuliah sudah mengeluh begitu
Tentang sebuah tulisan
di pintu kaca minimarket pinggir jalan
Yang melarang
pengunjung memberi kepada bocah duduk dekat pintu depan
Aku paham, zaman
sekarang banyak para sialan menyalahgunakan perhatian
Namun apakah pantas
membuat pedih mereka, yang benar-benar membutuhkan
Aku tak biasa
menyalahkan, kuyakin semua sudah berjuang sebisanya
Memberantas kemiskinan,
kesenjangan, apapun namanya
Juga aku pun mengerti,
takut kebiasaan jika terlalu sering diberi
Bagaimana bicara
kesejahteraan? Jauh sekali
Aku pernah mendengar
sebuah cara indah lagi menghargai
Dibanding kita saling
menyalahi apalagi menghakimi
Bagaimana jika membuat
kulkas pinggir jalan berisi makanan
Setiap orang bisa
berbagi tanpa bicara siapa yang membutuhkan
Achmad
Aditya Avery
(Tangerang,
27 September 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar