Rabu, 12 Juni 2019

[PUISI] Sajak untuk Para Pembunuh


[PUISI] Sajak untuk Para Pembunuh

Ini adalah hal yang paling kubenci
Menyapa mesra para bedebah tak berhati
Mereka para pembunuh dengan alasan sana sini
Motif klasik ekonomi hingga yang paling biadab sekali

Sebuah kamar mewah lagi wangi
Sepasang suami istri tertidur pulas menanti pagi
Datang para bedebah yang kusapa tadi
Bertingkah bak malaikat maut, membunuh sepi

Jeritan tak biasa, tak terdengar warga
Ingin keluar pun tak bisa
Tancap pisau itu mengenai dada
Entah di mana perih mengantarnya

Tentang seorang pria
Suami juga seorang ayah, beribadah menunaikan kewajibannya
Para bedebah yang termakan isu agama
Termakan bodohnya alibi para bedebah raksasa
Terorisme yang dikaitkan dengan agama
Entah disuntik kopi jenis apa otaknya

Melangkahlah pria yang belum tentu berdosa
Tak jauh dari masjid peluru menancapnya
Panasnya hati tak sempat berkata
Tentang bagaimana nasib istri dan anaknya

Tentang mereka yang terusir dari tempat tinggalnya
Di bawah tatapan peraih penghargaan perdamaian dunia
Membiarkan para anak-anak dan wanita berserakan menjadi mayat penuh noda
Juga yang tergeletak memeluk laut dengan kesejukannya

Tentang kisah yang tak terlihat berita
Entah kalian bedebah yang merenggut nyawa di jalan raya
Pun tempat sepi di malam juga siangnya
Dengarkan dan baca, perih yang para korban rasa
Paham, hidup terkadang membuat jiwa kita gila
Sadarlah, membunuh bukan pilihan sebijak-bijaknya

Bisa saja kalian, para bedebah, bebas berserakan
Merasa puas mendapat uang untuk membeli banyak belanjaan
Atau merasa tenang sementara dari kejaran sang tagihan
Atau puas telah menenggak racun akibat cemburu pun kebencian
Atau parahnya memang kalian memiliki kegemaran demikian

Kembalilah, kepada jiwa yang tenang lagi menyejukkan
Hiduplah dengan penuh syukur, tak usah melihat mereka yang memamerkan
Lihat ke bawah, masih banyak yang terjerat kemiskinan
Kau seharusnya membantu mereka, bukan mencipta keresahan
Jadilah manusia bermanfaat, jadilah pahlawan
Meski sekali pun kau akan dibuat mati kelaparan

Ingatkan saudara kalian, untuk berhenti menunaikan pembunuhan
Kuharapkan sukses selalu kau bedebah, yang kuharap menjadi pahlawan

Achmad Aditya Avery
(Tangerang, 13 September 2017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar