[PUISI]
Sajak untuk Para Pembunuh
Ini adalah hal yang
paling kubenci
Menyapa mesra para
bedebah tak berhati
Mereka para pembunuh
dengan alasan sana sini
Motif klasik ekonomi
hingga yang paling biadab sekali
Sebuah kamar mewah lagi
wangi
Sepasang suami istri
tertidur pulas menanti pagi
Datang para bedebah
yang kusapa tadi
Bertingkah bak malaikat
maut, membunuh sepi
Jeritan tak biasa, tak
terdengar warga
Ingin keluar pun tak
bisa
Tancap pisau itu
mengenai dada
Entah di mana perih
mengantarnya
Tentang seorang pria
Suami juga seorang
ayah, beribadah menunaikan kewajibannya
Para bedebah yang
termakan isu agama
Termakan bodohnya alibi
para bedebah raksasa
Terorisme yang
dikaitkan dengan agama
Entah disuntik kopi
jenis apa otaknya
Melangkahlah pria yang
belum tentu berdosa
Tak jauh dari masjid
peluru menancapnya
Panasnya hati tak
sempat berkata
Tentang bagaimana nasib
istri dan anaknya
Tentang mereka yang
terusir dari tempat tinggalnya
Di bawah tatapan peraih
penghargaan perdamaian dunia
Membiarkan para
anak-anak dan wanita berserakan menjadi mayat penuh noda
Juga yang tergeletak
memeluk laut dengan kesejukannya
Tentang kisah yang tak
terlihat berita
Entah kalian bedebah
yang merenggut nyawa di jalan raya
Pun tempat sepi di
malam juga siangnya
Dengarkan dan baca,
perih yang para korban rasa
Paham, hidup terkadang
membuat jiwa kita gila
Sadarlah, membunuh
bukan pilihan sebijak-bijaknya
Bisa saja kalian, para
bedebah, bebas berserakan
Merasa puas mendapat
uang untuk membeli banyak belanjaan
Atau merasa tenang
sementara dari kejaran sang tagihan
Atau puas telah
menenggak racun akibat cemburu pun kebencian
Atau parahnya memang
kalian memiliki kegemaran demikian
Kembalilah, kepada jiwa
yang tenang lagi menyejukkan
Hiduplah dengan penuh
syukur, tak usah melihat mereka yang memamerkan
Lihat ke bawah, masih
banyak yang terjerat kemiskinan
Kau seharusnya membantu
mereka, bukan mencipta keresahan
Jadilah manusia
bermanfaat, jadilah pahlawan
Meski sekali pun kau
akan dibuat mati kelaparan
Ingatkan saudara
kalian, untuk berhenti menunaikan pembunuhan
Kuharapkan sukses
selalu kau bedebah, yang kuharap menjadi pahlawan
Achmad
Aditya Avery
(Tangerang,
13 September 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar