Rabu, 12 Juni 2019

[PUISI] Maaf, Bahuku Tak Setegar Milikmu


[PUISI] Maaf, Bahuku Tak Setegar Milikmu

Mari belajar untuk tidak peduli
Untuk siapa puisi ini terlukis kembali
Lembaran-lembaran maya yang mati
Perlahan hidup kembali

Begitu terulang begitu saja
Awal penuh bara
Berakhir redup hampir tak guna
Namun, jangan menyerah begitu saja

Aku hanya menulis kata polos yang biasa didengar dunia
Bak bocah yang secara sederhana meminta permen pada ibunya
Atau seorang mahasiswa yang dengan wajar ingin lulus secepatnya
Atau seorang yang khawatir akan kemampuan untuk menikahi pujaan hatinya

Sesederhana itu
Hidupku mungkin bagimu
Tak sesulit menghancurkan seluruh tower-ku
Pada sebuah permainan yang kau banggakan itu

Apa yang akan kulakukan dua tahun kemudian
Bertaruh kau, akankah masih berjudul kenikmatan
Aku adalah salah satu pasukan pemalas yang merajam impian
Yang bahkan tak tahu saat itu kau mungkin sudah merajam pernikahan

Sementara aku masih bergelut dalam keklasikan keuangan, berakhir perawan
Mungkin tiga puluh tahunan
Aku masih berkutat pada masalah akhir bulanan
Tentang kemaraunya dompet yang kau dewakan

Ayah, Ibu, atau siapa pun di sana
Maafkan bahuku tak setegar milikmu, miliknya
Maafkan aku, layaknya batu tapi selembut busa
Maafkan aku, yang miskin kuasa

Achmad Aditya Avery
(Tangerang, 5 Februari 2018)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar