Rabu, 12 Juni 2019

[PUISI] Tentang Kopi dan Jari Manis


[PUISI] Tentang Kopi dan Jari Manis

Aku selalu jatuh cinta pada kopi
Bukan karena seorang penulis yang selalu dikaitkan dengan kopi
Insomnia, senja, bunga, rintik hujan, itu pun ini
Aku menyukai kopi, tapi tak begitu sejati

Tentang rasa yang selalu singgah menyapa
Pergi bak bocah pemecah jendela
Aku selalu kesal pada kemunculan mereka
Tapi selalu suka melihat anak-anak nan ceria

Begitu pun cinta
Kusuka dia berjuta rasa
Ketika ditinggal sang pendosa rasa
Habis sudah seolah hidupku tak berharga

Bodoh, izinkan kumemakimu
Jari manismu tak mau tahu
Dia cinta benar atau dusta
Asal ketika akad kau bersamanya

Cukup usai pamerkan gaun, tubuh, jelita
Tampan, kaya, kekar, terhormat keluarganya
Aku tak mau menjelaskan setelahnya
Sombong, angkuh, beradu ego tak guna

Aku hanya menyukai kopi
Yang kadang juga tak sejati
Jika bisa memlih aku ingin jemari manis ini
Mengenakan cincin serupa denganmu sembari memeluk secangkir kopi

Duduk di teras rumah kita
Bersama, tak ada lagi masa lalu yang mengganggu kita
Aku pencemburu yang bisa saja mengamuk tanpa rasa
Memecahkan segelas kopi, dan tak lagi mau mengingat semua

Achmad Aditya Avery
(Tangerang, 22 September 2017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar