Melihat Jemari Berdansa
Kurasa
apa yang dipikul jemariku
Tak
hanya tentang menahan pena dan buku
Lebih
dari itu
Dia
menopang mimpi dan ambisiku
Lihat apa yang
dilakukannya
Mereka tetap
berdansa
Aku tidak berani
bilang mereka bahagia
Hanya karena belum
pernah kudengar keluh kesahnya
Jemari, seolah
kau merapal setiap yang tertuliskan
Menasihatiku jika
satu dua kata dapat menghancurkan peradaban
Menyuruhku untuk
menghapuskan
Setiap kepingan
kata yang dapat menyulut pertikaian
Melihat jemari
berdansa
Di lantai kertas
atau keyboard komputer, sama saja
Mencoba
mensyukuri nikmat yang ada
Coba pikir,
bagaimana jika jemari tiada?
Achmad Aditya Avery
Kamar di Malam Terakhir Taraweh, 13 Juni 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar