Tentang Sepi
Berbeda dengan
tenang
Di mana kau masih
bisa berpikir di tengahnya
Berbeda dengan
tenang
Di mana kau masih
bisa tersenyum setelahnya
Sepi adalah
anugerah yang menyedihkan
Mengapa anugerah?
Darinya kau
belajar cara mengikhlaskan
Tapi tergantung
bagaimana kau menyikapinya
Sepi adalah
anugerah yang terpaksa kau telan
Dia tidak peduli
kau dalam keramaian
Jika hatimu telah
dipeluk sepi, kau akan tetap rasakan
Meski jutaan
orang berdatangan memelukmu bergantian
Sampai akar dari
sepi itu datang
Ikut memelukmu
Dan mengatakan
hal yang sama dengan apa yang kau rasa
Aku mencintaimu
apa adanya
Dan “Boom!”
Sepi menjadi sepi
Pergi dengan
depresi
Dia akan datang
kembali, nanti
Mungkin di saat
dia tiada sanggup menyentuhmu lagi
Mungkin di saat
umurnya tiada lagi
Achmad Aditya Avery
Kamar Menjelang Isya, 12 Juni 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar